Generasi Z Sebagai Pembaharu Gerakan Literasi Sekolah
Oleh: Nurul Anggun Izalnun_XII IPA1_2022-2023
Kita semua tahu bahwa kurangnya berliterasi maka akan berkurangnya pengetahuan pada diri kita, Saat ini sudah zamannya serba canggih, serba bisa, dan serba ada. Kita bisa dimana saja dan kapan saja berliterasi, tak hanya berfokus pada yang kita kenal dengan buku, Kita bisa berliterasi melalui sosial media, Televisi maupun hal-hal yang lainnya. Nah zaman sekarang adalah zaman generasi z atau yang kita kenal dengan generasi Internet, yang mana memanfaatkan internet dan teknologi untuk menjalani kehidupan.
Maka tak heran jika sekolah-sekolah pada saat ini sering sekali belajar menggunakan handphone atau yang kita kenal juga dengan gadget, dengan menggunakan handphone, Laptop, computer dan yang lain sebagainnya kita dapat lebih mudah mendapatkan informasi- informasi terbaru atau terupdet. Dengan demikian tanpa kita sadari literasi dapat berjalan terus menerus, dan juga sebagai gerakan pembaharu literasi. Kemampuan literasi sebenarnya dapat dilakukan dengan meninggikan kualitas pendidikan terutama pada sekolah dasar.
Apasih hubungannya gen Z dengan pembaharu literasi sekolah? Kita bisa melihatnya pada masa pandemi Covid-19 pada dua tahun lalu, dimana pada masa itu seluruh sekolah-sekolah diliburkan, dan siswa-siswi diperintahkan untuk belajar di rumah dengan cara menerima pembelajaran melalui handphone, laptop , beraneka layanan dari internet seperti menerima maupun mengirim tugas melalui whatsapp, Facebook, Instagram, dan masih banyak lagi yang lainnya. Yang biasanya bersekolah secara offline berliterasi dengan buku, menjadi berliterasi secara Digital.
Gerakan literasi Sekolah, salah satu kegiatannya adalah 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai, dengan kemajuan teknologi informasi , mengakibatkan arus informasi begitu cepat dan menjadi tantangan bagi sekolah unuk memanfaatkan literasi digital sebagai sarana meningkatkan kemampuan literasi. untuk itu , literasi digital perlu dimasukkan sebagai mekanisme dalam pembelajaran yang terstruktur dalam kurikulum, atau terintegrasi dengan proses pembelajaran(unnes.ac.id,2017).
Selain itu, penggunaan literasi digital dipercaya mampu memberikan pembelajaran yang kreatif, inoatif, dan kekinian. Yang bertujuan untuk meningkatkan rasa gemar membaca diluar jam sekolah, dan menumbuh kembangkan penggunaan sumber bacaan. Literasi digital dalamgerakan literasi sekolah dapat mendorong peserta didik dalam keterampilan .
Kegiatan literasi sekolah sekarang sudah mulai bergeser dari literasi baca tulis dengan menggunakan media cetak ke media elektronik yang disebut dengan literasi digital. Sebagai contoh, banyak guru yang menyuruh anak didiknya membawa smartphone dengan memberi tugas yang bias dicari sumbernya dari digital yaitu mengakses google, soal yang diberikan dijawab melalui group Wa(Whatsapp) yang telah dibuat sebelumnya.
Tahun silih berganti maka generasi baru pun lahir kedunia, ada yang bilang kalau zaman sekarang itu manja, maunya serba instan, dan healing melulu. Pasti kamu pernah dibanding-bandingkan dengan generasi sebelumnya terutama pada orang tua kita sendiri, “Ah gitu aja ngeluh, waktu mama seumuran kamu ngga ada tuh overthinking.” Artinya, generasi Z berbeda dengan generasi sebelumnya, gen Z lebih kreatif, menerima perbedaan sekitar, dan senang berekspresi di dunia maya maupun realita. Gen Z di Indonesia menempati posisi teratas yang paling banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di internet, rata-rata7 sampai 13 jam setiap harinya(brainacademy.id,2019).
Meskipun sering rebahan sambil scrolling, gen Z bukan berarti pemalas justru,mereka ini lebih cepat menyebarkan informasi-informasi ke social media hal ini untuk memberikan manfaat bagi masyrakat sekitar dan pengetahuan di sekitar, nah tanpa kita sadari juga mereka sudah berliterasi (literasi Digital). Pada masa kini gen Z dituntut untuk menerapkan literasi digital dalam kesehariannya, namun dengan demikian literasi digital dengan literasi informasi tidak bias terlepas karena keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, literasi digital dapat menjadikan pembelajaran yang menarik dengan menggunakan sumber digital, dengan menggunakan sumber-sumber digital peserta didik tidak hanya focus pada pemahaman materi, tetapi juga proses kreatif dalam memanfaakan teknologi.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini